Minggu, 13 Januari 2013

PENGALAMAN PRAKTEK KERJA DI PT.CIMORY


PENGALAMAN PRAKTEK KERJA DI PT.CIMORY

PT.Cisarua Mountain Dairy




A.    Sejarah PT  Cisarua Mountain Dairy

PT.  Cisarua Mountain Dairy didirikan pada tanggal 30 September 2005 oleh Bapak Bambang Sutantio. Pada saat awal didirikan produksi belum mulai berjalan tetapi baru dimulai pada tanggal 6 Februari 2006. Perusahaan ini selain bertujuan komersil, juga bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat sekitarnya, khususnya para peternak sapi perah. Salah satu contohnya, membeli hasil susu perahan dari peternak sapi perah dengan harga yang lebih tinggi bila dibandingkan harga eceran yang biasa.
Untuk perencanaan jangka panjang perusahaan mengharapkan adanya pemberdayaan para peternak sapi perah di daerah sekitar sehingga membuka lapangan pekerjaan dan terbentuknya kemandirian para peternak sapi perah sehingga dapat terus menghasilkan susu sapi segar yang berkualitas. Jadi, dengan terjalinnya kerjasama antar PT. Cisarua Mountain Dairy dan para peternak sapi di daerah Cisarua dan sekitarnya, industri susu segar lokal akan terus bertahan dan berkembang.

B.     Lokasi Pabrik

PT. Cisarua Mountain Dairy terletak di Jalan Raya Puncak No. 435 Km.77 Cisarua, Bogor. Gedung PT. Cisarua Mountain Dairy terdiri dari beberapa bagian, yaitu : ruangan kantor masing-masing departemen, laboratorium yang terdiri dari laboratorium kimia fisika dan mikrobiologi, ruang pelabelan, ruang proses, ruang filling (produksi), ruang menimbang bahan baku, ruang pendingin, tempat pengolahan air, gudang raw material, tempat pengolahan air limbah, kantin, mushola, Cimory Resto, arena bermain anak, pos satpam, dan lapangan parkir.

C.    Struktur Organisasi

PT. Cisarua Mountain Dairy merupakan perusahaan yang berbadan hukum perseroan terbatas. Struktur organisasi diterapkan dan disusun dengan dasar target yang akan dicapai. PT. Cisarua Mountain Dairy mempunyai pimpinan yaitu seorang presiden direktur.
Di PT. Cisarua Mountain Dairy terdapat beberapa departemen yang memiliki tugas khusus, dan dikepalai oleh seorang manager. Departemen tersebut diantaranya:
  • 1.      Departemen Pemasaran
  • 2.      Departemen Personalia
  • 3.      Departemen Produksi
  • 4.      Departemen Mekanisasi
  • 5.      Departemen RIQA (Research Innovation and Quality Assurance)
  • 6.      Departemen Keuangan
  • 7.      Departemen Gudang

D.    Administrasi Laboratorium

Laboratorium yang merupakan tempat untuk menganalisis bahan baku (susu sapi segar), produk setengah jadi, (susu pasterurisasi sebelum filling, yogurt sebelum filling) dan produk jadi (susu pasterisasi, yogurt, keju). Produk-produk di PT. Cisarua Mountain Dairy diproduksi sesuai dengan target produksi harian yang akan dicapai. Hasil analisis di laboratorium menentukan sampel-sampel yang telah dianalisis sudah memiliki mutu yang baik atau tidak. Penentuan mutu ini nantinya akan menentukan suatu produk sudah siap untuk diluncurkan ke pasaran atau harus dilakukan perlakuan khusus terlebih dahulu. Pengerjaan analisis-analisis tersebut terbagi dua, di laboratorium kimia fisika maupun laboratorium mikrobiologi.

E.     Visi dan Misi PT. Cisarua Mountain Dairy

Visi      : Menjadi industri susu berkualitas di Indonesia baik dari segi mutu
hygenis, dan sumber daya manusia.
Misi     : Menghasilkan produk susu dan olahan susu yang berkualitas 

   ANALISA YANG DILAKUKAN 


1.   Uji Temperatur

a.         Prinsip :
Temperatur susu mempengaruhi tingkat perkembangbiakan mikroorganisme dengan semakin naiknya suhu. Suhu susu segar yang baik yaitu dibawah 8oC.
b.         Peralatan :
Termometer
c.         Cara Kerja :
1)        Diambil contoh susu sebanyak 1000 ml dan mengaduknya.
2)        Diukur temperaturnya.

2.     Uji Alkohol

a.         Prinsip :
Terbentuknya endapan pada susu yang memiliki kualitas rendah pada saat ditambahkan alkohol 70%. Hal ini dikarenakan alkohol adalah zat yang bersifat mudah mengikat air, sehingga kestabilan emulsi susu menjadi terganggu.
b.         Peralatan :
1)        Tabung reaksi (test tube) atau Gun-test
2)        Piala gelas 100 ml
c.         Pereaksi :
Alkohol 70%
d.        Cara Kerja :
1)        Dicampurkan susu segar dan alkohol 70% dengan perbandingan 1:1 di dalam Gun-test.
2)        Dihomogenkan dalam piala gelas 100 ml, kemudian diamati.

3.     Pengujian Karbonat

a.         Prinsip :
Uji karbonat merupakan uji kualitatif yang berdasarkan kepada reaksi antara ion karbonat dengan asam rosalat. Jika uji karbonat positif akan terbentuk warna merah.
b.         Peralatan :
1)        Tabung reaksi atau Gun-test
2)        Pipet tetes
c.         Pereaksi :
1)        Asam rosalat
2)        Alkohol 70%
d.        Cara Kerja :
1)        Dicampurkan alkohol 70% dan susu segar dengan perbandingan 1:1 ke dalam tabung Gun-test.
2)        Ditambahkan 3 tetes asam rosalat.
3)        Diamati, apabila terdapat karbonat maka akan terbentuk warna merah.


4.       Penetapan Derajat Keasaman (pH)

a.         Prinsip
Cara pengukuran derajat keasaman dengan pH-meter merupakan pengukuran secara potensiometri. pH air susu normal antara 6,5-6,7 tetapi dapat berubah-ubah tergantung lamanya susu dibiarkan dan pengaruh temperatur karena adanya aktivitas dari bakteri.
b.      Peralatan :
1)        pH-meter
2)        Labu semprot
3)        Piala gelas 100 ml
c.         Pereaksi :
1)        Larutan buffer pH 4 dan 7
2)        Air bilasan
d.        Cara Kerja :
1)        Dikalibrasi pH meter yang akan digunakan dengan menggunakan buffer pH 4 dan 7.
2)        Dibersihkan elektroda, kemudian dicelupkan ke dalam contoh.
3)        Ditunggu beberapa saat hingga angka pada pH meter stabil.


5.     Penetapan Kadar Lemak dengan Metode Gerber

a.         Prinsip :
Asam sulfat pekat dengan amil alkohol akan membentuk ester yang dapat merusak dispersi lemak dan protein. Oleh panas, lemak akan mencair lalu terkumpul pada bagian pipa kapiler butyrometer dengan bantuan sentrifuge. Kadar lemak dalam susu dapat diketahui dengan membaca skala pada butyrometer.
b.         Peralatan :
1)        Pipet volume 10,75 ml
2)        Pipet volume 10 ml
3)        Pipet serologi 1 ml
4)        Butyrometer dengan sumbat karet
5)        Sentrifuge gerber
c.          Pereaksi :
1)        Larutan H2SO4 90%
2)        Larutan amil alkohol
d.         Cara Kerja :
1)        Dimasukkan 10 ml asam sulfat 90% dalam butyrometer.
2)        Ditambahkan 10,75 ml sampel.
3)        Ditambahkan 1 ml amil alkohol, lalu menutup butyrometer dengan sumbat karet.
4)        Dibalikkan secara perlahan-lahan.
5)        Dimasukkan ke dalam sentrifuge Gerber selama 5 menit.
6)        Diamati persen kadar lemak yang terbaca pada skala butyrometer.


6.     Penetapan Berat Jenis Susu Segar

a.         Prinsip :
Bobot jenis susu ditetapkan dengan menggunakan alat laktodensimeter. Alat ini bekerja berdasarkan atas Hukum Archimides yang menyatakan bahwa tiap benda yang dimasukkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat tekanan yang besarnya sama dengan berat cairan yang dipindahkan benda tersebut. Berat jenis susu sangat dipengaruhi oleh perbandingan jumlah kadar lemak dan SNF, makin tinggi kadar lema, berat jenisnya rendah, begitupun sebaliknya.
b.         Peralatan :
1)        Gelas ukur 250 ml
2)        Laktodensimeter
c.         Cara Kerja :
1)        Dipanaskan contoh susu kurang lebih 270C.
2)        Dimasukkan contoh ke dalam gelas ukur 250 ml.
3)        Dimasukkan alat laktodensimeter ke dalam gelas ukur tersebut.
4)        Ditunggu hingga laktodensimeter stabil, lalu baca berat jenis pada skala yang ada pada alat tersebut.

7.     Penetapan Padatan Tanpa Lemak (SNF)

a.         Prinsip :
Kadar SNF dapat diketahui dari selisih total solid dengan kadar fat dalam susu segar atau dari tabel hubungan kadar lemak dengan berat jenis susu segar.


b.         Cara Penentuan :
1)        Diuji kadar lemak susu segar seperti pada prosedur.
2)        Diuji berat jenis (RD 27oC) susu segar sesuai dengan prosedur.
3)        Dilihat tabel hubungan kadar lemak dengan berat jenis, atau dengan perhitungan.
c.         Perhitungan :
Rumus Fleiscmann = ((1,3111 x F) + (2,378 x 100( Bj-1) /Bj) - F

8.     Penetapan Total Padatan Metode Gravimetri

a.         Prinsip :
Contoh dipanaskan pada suhu 105oC kemudian residu yang tertinggal setelah pemanasan dianggap sebagai total solid yang terdapat dalam contoh.
b.         Peralatan :
1)        Oven (temperatur 105oC ± 1oC)
2)        Cawan timbang
3)        Nerace analitik
c.         Cara Kerja :
1)        Dimasukkan cawan timbang ke dalam oven pada suhu 105oC selama 30 menit.
2)        Didinginkan cawan timbang ke dalam eksikator selama 15 menit sampai suhu cawan timbang sama dengan suhu kamar.
3)        Ditimbang cawan timbang tersebut, dicatat sebagai bobot cawan kosong.
4)        Ditimbang ± 3-5 gram contoh pada cawan timbang, dicatat sebagai bobot cawan dan sampel.
5)        Dimasukkan ke dalam oven, pada suhu 105oC selama ± 4 jam.



6)        Didinginkan cawan timbang dan residu pada eksikator selama 15 menit sampai cawan timbang dan isinya mencapai suhu kamar.
7)        Ditimbang cawan timbang tersebut, dicatat sebagai bobot cawan dan residu.
d.        Perhitungan :
% TS =  x 100%

9.     Penetapan Keasaman Susu Murni

a.         Prinsip :
Susu murni yang memiliki kualitas rendah biasanya memiliki keasaman yang tinggi. Pengujian dilakukan berdasarkan jumlah asam laktat pada susu yang dinetralkan oleh alkali (NaOH). Penetapan ini menggunakan metode titrasi alkalimetri, dengan menggunakan indikator Phenol Ptalin (PP) dengan titik akhir merah muda seulas.
b.         Peralatan :
1)        Erlenmeyer 300 ml
2)        Pipet volume 9 ml
3)        Buret mikro
c.         Pereaksi:
1)        Contoh susu segar
2)        NaOH 0,1 N
3)        Phenolptalein


d.        Cara Kerja :
1)        Dipipet 9 ml contoh ke dalam erlenmeyer 300 ml
2)        Ditambahkan indikator Phenol Ptalein (PP) 2-3 tetes.
3)        Dititar dengan NaOH 0,1 N hingga tercapai titik akhir berwarna merah muda seulas.
e.         Perhitungan :
Kadar Keasaman =
FK = faktor koreksi


10. Uji Daya Pemecah Susu dengan Pendidihan   (COB)

a.         Prinsip :
Kestabilan susu terganggu dengan adanya panas yang cukup tinggi. Sehingga dengan proses pendidihan susu yang berkualitas rendah akan menggumpal.
b.         Peralatan :       
1)        Erlenmeyer 300 ml
2)        Pembakar
c.         Cara Kerja :
1)        Dimasukkan contoh susu segar kedalam erlenmeyer tersebut./
2)        Dididihkan contoh dalam erlenmeyer tersebut.
3)        Diamati, apabila susunya menggumpal, susunya berkualitas rendah.



11. Uji Organoleptik

a.         Prinsip :
Dengan uji organoleptik maka dapat diketahui adanya pemalsuan atau penyimpangan susu oleh pihak suplier yang dapat merugikan.
b.         Peralatan :
1)        Gelas
2)        Sendok
c.         Cara Kerja :
1)        Uji warna
Dimasukkan 5 ml contoh ke dalam tabung reaksi, dilihat dengan latar belakang putih.
2)        Uji aroma
Mencium aroma susu segar secara langsung, dipanaskan dan dicium lagi aromanya. Adanya bau yang menyimpang sama dengan susu tidak sesuai dengan kriteria.
3)        Uji rasa
Menuangkan sejumlah kecil contoh ke dalam sendok lalu mencicipi dan rasakan adanya perbedaan.


12. Penetapan Derajat Brix

a.         Prinsip :
Derajat Brix adalah jumlah terlarut dalam 100 gram contoh. Diukur berdasarkan cahaya pembiasan, yaitu dengan memfokuskan pada cahaya terang maka akan menghasilkan dua bidang gelap dan terang. Batas antara gelap dan terang ini  menunjukkan yang merupakan nilai derajat brix dari contoh yang diukur.
b.         Peralatan :
1)        Refraktometer
2)        Pengaduk
3)        Tissue
c.         Bahan :
Susu PLM
d.        Cara Kerja :
1)        Contoh diambil sedikit dan dioleskan pada permukaan prisma refraktometer.
2)        Permukaan prisma dihimpitkan (dengan tutup refraktometer) dan nilai  derajat Brix dapat langsung dibaca.
3)        Setelah selesai pengecekan, prisma dibersihkan dengan menggunakan tissue basah lalu dikeringkan.


1.       Pengujian TPC (Total Plate Count)

a.             Prinsip :
            Dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yg terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni
    bakeri yang ditumbuhkan pada media agar.
b.    Peralatan  :
1)    Cawan petri
2)    Tabung reaksi
3)    Pipet volumetric
4)    Botol media
5)    Pembakar Bunsen
6)    Pengocok tabung (vortex)
7)     inkubator
8) 
   Autoklaf
       c. Pereaksi :
Media PCA
       d. Cara kerja
1)    Sebelum memulai pengujian, pastikan meja kerja dan  peralatan steril.
2)    Kemudian nyalakan pembakar bunsen dan beri identitas pada petridish.
3)   Sterilkan botol dangan alkohol.
            4)   Homogenkan sample dengan pada fortex mixer.
5)    Ambil sample, kemudian buka tutup botol dan ujung pipet didekat api (difiksasi).
6)    Ambil 1 ml sample.
7)    Masukkan dalam tabung pengenceran 10-1.
            8)     Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10-1 dan masukkan ke dalam tabung pengenceran 10-2.
            9)    Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10-2 dan masukkan ke dalam petridish.
               10)     Ambil 1ml sample dari tabung pengenceran 10-2 dan masukkan ke dalam tabung pengenceran 10-4.
          11)     Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10-4 dan masukkan ke dalam petridish.
          12) Tuangkan media PCA ke dalam petri pengenceran 104,   homogenkan.
          13)   Tunggu hingga media beku, dan masukkan ke dalam inkubator dalam keadaan terbalik.


2.       Pengujian Coliform

                   a.  Prinsip :
         Untuk mengetahui jumlah bakteri coliform pada susu segar dan susu pasteurisasi dengan cara menghitung jumlah bakteri yang ditumbuhkan media agar.
 b.  Peralatan :
1)    Cawan petri
                        2)    Tabung reaksi
                        3)    Pipet volumetric
4)    Botol media
5)    Pembakar Bunsen
                        6)    Pengocok tabung (vortex)
7)    Inkubator
8)
    Autoklaf
c.                       Pereaksi :
Media VRBA

d.    Cara kerja
            1)    Sebelum memulai pengujian, pastikan meja kerja dan peralatan
                   steril.
                        2)   Kemudian beri identitas pada petridish.
                        3)   Sterilkan botol dangan alkohol.
                        4)   Homogenkan sample dengan pada fortex mixer.
            5)  Ambil sample, kemudian buka tutup botol dan ujung pipet     didekat api (difiksasi).
                        6)   Ambil 1 ml sample.
                        7)   Masukkan dalam tabung pengenceran 10-1.
                        8)    Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10-1
                        dan masukkan ke dalam tabung pengenceran 10-2.
9)    Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10-2    dan masukkan ke dalam petridish.
          10)   Ambil 1ml sample dari tabung pengenceran 10-2 dan masukkan
                   ke dalam tabung pengenceran 10-4.
          11)   Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10-4
                   dan masukkan ke dalam petridish.
                      12)   Tuangkan media VRBA ke dalam petri pengenceran 10-2, homogenkan.
          13)     Tunggu hingga media beku, dan masukkan ke dalam incubator dalam keadaan terbalik.